MENGENAL JENIS DAN KEGUNAAN TEPUNG TERIGU
Anda pernah gagal membuat
kue? Seperti roti yang tidak mengembang sempurna, cake menjadi bantat atau tekstur kue kering tidak rapuh. Jika
pernah, kemungkinan besar Anda salah memilih jenis tepung terigu. Mari kita
kenali dulu jenis dan karakteristik tepung terigu sebelum
memulai membuat kue.
Sampai saat ini tepung terigu merupakan produk impor yang didatangkan dari negara-negara beriklim subtropis seperti Amerika dan Australia. Biasanya terigu yang dikirim masih berupa butiran biji gandum. Melalui proses pencucian, pengupasan sekam, penggilingan dan pemutihan (bleaching) maka jadilah tepung terigu seperti yang kita kenal. Dalam proses pembuatan tepung terigu akan dihasilkan beragam tepung turunan. Seperti pada tahap penggilingan, sekam dan lembaga dipisahkan menjadi flake flour, bagian endosperma dihaluskan menjadi tepung terigu dan partikel endosperma yang berbentuk granular kasar dikenal dengan tepung semolina.
Jenis Tepung Terigu
Di pasaran beredar beberapa jenis tepung
terigu yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi berlainan, yaitu:
1. Hard
Wheat (Terigu Protein Tinggi)
Di pasaran
lebih dikenal dengan terigu Cakra Kembar. Tepung ini diperoleh dari gandum
keras (hard wheat). Kandungan protein glutennya minimal 13 persen. Tingginya protein
terkandung menjadikan sifatnya mudah dicampur, difermentasikan, daya serap
airnya tinggi, elastis,
dan mudah digiling. Karakteristik ini menjadikan tepung terigu hard wheat
sangat cocok untuk bahan baku roti, donat, serta mie dan pasta karena sifatnya elastis,
mampu menahan gas.
dan mudah difermentasikan.
2. Medium Wheat (Terigu Protein Sedang)
Jenis terigu medium wheat
mengandung 11-12,5 persen. Sebagian orang
mengenalnya dengan sebutan all-purpose flour atau tepung serba guna, dan di pasaran lebih dikenal dengan
sebutan tepung Segitiga Biru. Jenis
tepung ini dibuat dari campuran tepung terigu hard wheat
dan soft wheat sehingga karakteristiknya ada di antara
kedua jenis tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi
dengan tingkat pengembangan sedang, seperti bakpau, bapel, panada, atau aneka cake, brownies, martabak
manis, bolu kukus,
dan muffin.
3. Soft
Wheat (Terigu Protein Rendah)
Tepung ini dibuat dari gandum lunak
dengan kandungan protein gluten 9-11 persen. Sifatnya memiliki daya serap air yang rendah
sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket
dan daya pengembangannya rendah. Cocok untuk membuat kue kering, biskuit, pastel, sponge cake, chiffon cake,
dan kue-kue yang tidak memerlukan proses fermentasi. Di pasaran tepung ini
lebih dikenal dengan nama terigu Cap Kunci Biru.
Selain
itu, terdapat juga jenis tepung terigu yang kandungan
proteinnya sangat rendah, yaitu sekitar 9,5 persen. Tepung terigu ini
dikenal dengan merek dagang Lencana Merah. Tepung terigu jenis ini cocok
sebagai bahan adonan gorengan, rempeyek, keripik, dan jajanan pasar. Tepung terigu ini akan
menghasilkan hasil gorengan yang renyah dan kering.
4. Self Raising Flour
Self Raising Flour adalah jenis tepung terigu yang
sudah ditambahkan bahan pengembang dan garam. Penambahan ini menjadikan sifat
tepung lebih stabil dan tidak perlu menambahkan pengembang lagi ke dalam
adonan. Jika sukar didapat, tepung ini bisa diganti dengan mencampur satu
sendok teh baking powder ke dalam satu kilogram tepung terigu. Self raising
flour sangat cocok untuk membuat cake,
muffin, bapel, pancake, dan kue kering.
5. Enriched Flour
Tepung jenis ini adalah tepung terigu yang sudah ditambahkan beragam vitamin atau mineral dengan tujuan memperbaiki nilai gizi terkandung. Biasanya harganya relatif lebih mahal. Cocok untuk kue kering dan bolu.
6. Whole
Meal Flour
Tepung ini biasanya dibuat dari
biji gandum utuh termasuk dedak dan lembaganya sehingga warna tepung lebih
gelap atau berwarna krem. Jenis
terigu
whole meal sangat cocok untuk makanan kesehatan dan menu diet karena
kandungan serat (fiber)
dan proteinnya
sangat tinggi.