BAHAYA FOOD ADDITIVE DALAM MAKANAN BUAH KALENG DAN MAKANAN KALENGAN INSTAN

 PLUS MINUS BUAH KALENG

Di zaman modern, keterbatasan waktu menjadi alasan orang untuk memilih yang serba instan. Termasuk kebiasaan masyarakat dalam  memilih bahan pangan. Salah satunya adalah beralihnya pola makan buah segar menjadi buah olahan dalam kaleng. Praktis memang, tetapi bahayanya?

Saat ini kecenderungan masyarakat mengonsumsi makanan instan yang praktis semakin meningkat. Termasuk di dalam memilih produk buah. Tidak perlu repot mengupas, praktis, menarik, dan tahan lama. Inilah keunggulan buah kalengan. Namun kebiasaan mengonsumsi makanan kaleng sepertinya tidak perlu dibudayakan. Apalagi seperti di negara kita yang beriklim tropis dan buah segar tersedia sepanjang tahun.   Meskipun praktis, mengonsumsi buah kaleng banyak minusnya. Seperti kandungan nutrisi yang sudah menurun, bahaya bahan pengawet yang ditambahkan serta meningkatnya kandungan gula karena biasanya buah kalengan biasanya direndam dalam larutan gula.

Kualitas Nutrisi Menurun

Buah-buahan segar merupakan produk pertanian yang mudah mengalami kerusakan. Industri pangan mengolah buah menjadi buah kaleng agar lebih tahan lama, praktis, dan mudah didistribusikan. Menguntungkan memang dilihat dari sisi ekonomi karena dapat mengatasi kelebihan saat panen raya dan meningkatkan nilai ekonomi buah. Namun dampak negatifnya, buah menjadi tidak segar lagi dan banyak food additive yang ditambahkan serta mutu gizi menjadi menurun.

Menurut pakar ilmu pangan Prof. DR. Ir. Made astawan, buah kaleng  umumnya memiliki kadar vitamin yang lebih rendah, hususnya golongan vitamin yang larut di dalam air, seperti vitamin C dan B. Vitamin B dan C juga mudah rusak  terhadap pemanasan, pencucian, blansir, dan proses sterilisasi. Proses ini umumnya dilakukan terhadap produk buah kaleng.

Prof Made juga memaparkan, jika buah kaleng umumnya mengandung sedikit vitamin A, mineral, protein, dan lemak. Sebaliknya, kandungan gizi tertentu seperti karbohidrat dan nilai kalori menjadi jauh lebih tinggi karena penambahan sirup gula sebagai media perendam.  Media sirup gula atau kristal gula pasir sering ditambahkan di dalam proses pengalengan. Tujuannya agar produk lebih tahan lama dan citarasa menjadi lebih baik. Namun sangat merugikan ditilik dari sisi kesehatan. Mengonsumsi banyak gula tentu akan membuat asupan kalori meningkat. Jika tidak digunakan untuk beraktivitas, kelebihan kalori akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Akibatnya bisa menyebabkan obesitas bahkan penyakit lain yang lebih berbahaya, seperti diabetes.

Komposisi nutiri yang masih utuh di dalam buah kaleng umumnya serat. Karena serat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pentosan, gum, dan pektin relatif tahan pemanasan.  Proses pemanasan juga akan merusak citarasa dan aroma buah. Akibatnya aroma asli buah-buahan akan berkurang. Rasanya juga menjadi cenderung manis karena kandungan asam dalam buah juga akan berkurang akibat proses pemanasan.

Bahaya Food Additive Terkandung

Coba Anda cermati komposisi bahan dalam buah kalengan. Pasti terdapat, natrium benzoat, asam benzoat atau asam sorbat sebagai pengawet. Beberapa jenis garam serta gula juga sering ditambahkan karena sifat kedua bahan ini bersifat higroskopis yang dapat menyerap air sehingga dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen. Dalam ambang batas yang diperbolehkan, menambahkan bahan pengawet ke dalam makanan memang diperbolehkan, namun bahan kimia tetap berdampak negatif bagi tubuh. Jika konsumsi berlebihan dan dalam jangka panjang, akan terjadi akumulasi yang bisa menyebabkan kanker karena bahan pengawet bersifat karsinogen.

Bahan food additive lain yang sering ditambahkan ke dalam buah kaleng, selain pengawet, juga pewarna, dan pemanis. Bahan tambahan ini akan meningkatkan mutu produk namun bahayanya dapat memicu karsonogen. Karenanya sebaik-baiknya buah kaleng, mengonsumsi buah segar tetap lebih baik, ditilik dari sisi kandungan gizi dan manfaatnya untuk kesehatan. Buah segar juga memiliki tekstur yang lebih keras sehingga dapat melatih kekuatan gigi dan gusi.  Meskipun praktis, buah kaleng juga pasti lebih mahal. Jika ada yang murah dan sehat, kenapa musti mengonsumsi buah kalengan?

Kiat Memilih Buah Kaleng

Jika terpaksa mengonsumsi buah kaleng, berikut beberapa tips memilih buah kaleng.

-          Periksa keutuhan kemasan, pilih kemasan yang tidak cembung, cekung, berkarat, atau penyok. Kemasan yang rusak mencerminkan isi yang sudah menurun kualitasnya.

-          Periksa tanggal masa berlaku agar terhindar membeli produk yang kedaluwarsa.

-          Pilih merek buah kaleng yang tertera label dari BPOM dan DEPKES RI. Label kedua lembaga ini menandakan produk telah lolos uji mutu.

-          Cermati tekstur, warna, dan aromanya. Urungkan mengonsumsi jika sudah terjadi perubahan terhadap, tekstur,  warna, aroma, dan rasa.

-          Pilih kemasanyang terbuat dari kaca dibandingkan kemasan kaleng. Kemasan kaca lebih aman untuk makanan karena lebih solid dan tidak akan terjadi korosi.

-          Simpan buah kaleng di tempat yang sejuk dan kering agar kualitas tetap terjaga dengan baik. Jangan meletakan buah kalengan di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung karena akan cepat menurunkan kualitas.

-          Segera konsumsi setelah kaleng atau kemasan dibuka. Tutup rapat dan simpan di dalam kulkas jika buah kaleng masih tersisa. Budi Sutomo

BELANJA COD ALAT MASAK DAN DEKORASI KUE

BELANJA GROSIR COD ALAT MASAK & DEKORASI KUE

RESEP FAVORIT

RESEP FAVORIT
Tom Yum Soup Thailand

Ayam Goreng Lengkuas

Puding Brownies Lumer

Cheesecake Mangga

Roti Goreng Praktis

ARTIKEL POPULER

RESEP KUE MANGKOK RINGAN, EMPUK DAN NGAPAS - RAHASIA RESEP KUE MANGKUK MEREKAH DAN MEKAR SEMPURNA. TIP ANTI GAGAL MEMBUAT KUE MANGKOK

Pastel Isi Ragout Ayam - IDE JUALAN MAKANAN ONLINE - USAHA MAKANAN LARIS GOJEK - MAKANAN LARIS GOFOOD - UASAHA MAKANAN ONLINE RUMAHAN

MENGENAL ANEKA FUNGSI DAN PERBEDAAN BAHAN PENGEMBANG KUE DAN ROTI - OVALET - BAKING POWDER - SP - VX - BREAD IMPROVER - CREAM OF TAR-TAR - RAGI - BAKING SODA DLL

RESEP APEM GULE MERAH YANG EMPUK DAN WANGI