TANAMAN HIAS PURING ( CROTON ), MENANAM, PERAWATAN DAN HAMA PENYAKITNYA

Puring Silangan Semakin Menawan

Tanaman puring (Codiaeum variegatum L.) kini hadir semakin menawan dengan corak daun yang kian beragam. Majunya tenologi pertanian menghasilkan varietas baru uring hibdrida dengan warna daun yang semakin kaya dan menarik.

Menurut literatur, puring berasal dari negara-negara Asia Tenggara, India dan kepulauan Pasifik. Bahkan beberapa jenis diduga tanaman asli Indonesia. Tanaman yang masih keluarga Euphorbiaceae ini mempunyaibentuk daun dan warna yang beraneka ragam. Mulai dari bentuk elips, bulat, menyerupai tombak, berpilin higga keriting. Daunnya terlihat semarak dengan warna-warna terang yang mencolok, seperti kuning, merah, hijau, putih hingga perpaduan beragam warna. Keindahan puring semakin sempurna dikala bunganya yang tersusun berangkai muncul di sela-sela daun atau di ujung batang.

Perbanyakan dengan Stek Batang

Sosok puring memang cocok sebagai tanaman pagar atau di tanam dalam pot. Batang puring bisa mencapai tinggi 3 meter, kini banyak dijumpai puring hibrida hasil silangan dengan sosok mini. Bunga yang oleh orang barat di beri nama croton, umumnya diperbanyak dengan cara vegetatif seperti setek batang, cangkok dan sambung pucuk. Selain lebih cepat tumbuh, perbanyakan secara vegetatif juga mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi.

Setek batang dilakukan dengan cara memilih batang yang sehat dari pohon induk. Cabang yang baik untuk setek adalah batang yang sudah memiliki diameter 1-2 cm. Potong batang terpilih sepanjang 15-25 cm, olesi dengan zat perangsang akar. Buang sebagian daunya dan tanam pada media tanah kebun, kompos dan pasir dengan perbandingan 1:1:1.

Mencangkok juga cara yang tepat dilakukan, metode ini mempunyau kemungkinan tanaman hidup/tumbuh lebih besar dibandingkan dengan cara setek. Mencangkok sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar kita tidak repot melakukan penyiraman. Caranya, pilih batang yang sehat dan lurus. Kerat melingkar sepanjang 5 cm, kupas  kulitnya dan kerok hingga lendir pada batang hilang/kambium. Pada kerokan ini diberi tanah campur kompos perbandingan 1:1. bungkus dengan sabut kelapa/plastik. Ikat dikedua ujungnya. Beri beberapa lubang untuk penyiraman. Setelah 2 bulan biasanya cangkokan sudah berakar dan siap dipotong dan ditanam pada media yang sudah disiapkan. 

Suka Sinar Matahari Langsung

Puring harus di tanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Warna daun akan kusam/tidak cerah, cenderung hijau dan pertumbuhanya terhabat jika di tanam di area terlindung dari cahaya matahari.

Penyiraman dan pemupukan wajib dilakukan agar puring tampil prima. Karena puring dinikmati keindahan daunya, beri pupuk yang mengandung unsur  N, seperti pupuk urea dan NPK. Beri pupuk sebanyak 5 gr per tanaman dan diberikan setiap 6 bulan sekali. Sesekali pupuk daun seperti Gandasil D dengan konsentrasi 2 gr/1 lt air perlu diberikan setiap 5 bulan sekali agar keindahan daun terpelihara.

Hama puring biasanya seputar wereng putih (Empoasca sp.) dan tungau (Tetranychus sp.). Tungau bisa dikendalikan dengan menyemprot akarisida seperti Akarin dan Kelthane dengan konsentrasi 0.2%. Wereng putih bisa di basmi dengan menyemprot insektisida, seperti Decis atau Tamaro dengan dosis sesuai yang tertera dalam kemasan. Teks/Foto: Budi Sutomo.




BELANJA COD ALAT MASAK DAN DEKORASI KUE

BELANJA GROSIR COD ALAT MASAK & DEKORASI KUE

RESEP FAVORIT

RESEP FAVORIT
Tom Yum Soup Thailand

Ayam Goreng Lengkuas

Puding Brownies Lumer

Cheesecake Mangga

Roti Goreng Praktis

ARTIKEL POPULER

MENGENAL ANEKA FUNGSI DAN PERBEDAAN BAHAN PENGEMBANG KUE DAN ROTI - OVALET - BAKING POWDER - SP - VX - BREAD IMPROVER - CREAM OF TAR-TAR - RAGI - BAKING SODA DLL

EUPHORBIA, Bunga Cantik Pembawa Hoki

Perbedaan Bumbu Daun Salam dan Bay Leaf

Mengenal Bumbu Dapur - Kas-Kas