MENCERMATI HIDANGAN LEBARAN - LAUK BERSANTAN TAK SELAMANYA BURUK - MENSIASATI HIDANGAN LEBARAN AGAR LEZAT DAN SEHAT
Mencermati Hidangan Lebaran - Lauk Besantan Tak Selamanya Buruk
Lebaran identik dengan hidangan bersantan. Seperti opor ayam, gulai, kari, kalio, atau ketupat sayur. Santan memang kaya lemak yang dapat memicu naiknya kolesterold alam darah. Namun santan ternyata lebih ramah dibandingkan minyak, mentega, dan margarin yang mengandung koletserol dan lemak trans.
Banyak orang yang mengeluh sakit atau bertambah berat badan ketika habis merayakan lebaran. Bisa jadi karena pola makan yang terlalu banyak lemak selama ramadan dan lebaran. Aneka kue tinggi lemak, camilan gorengan, serta lauk bersantan memang perlu diwaspadai, mengingat jumlah lemak dalam makanan ini sangat tinggi dan dapat memicu beragam penyakit.
Santan
Lebih Sehat
Kitab Suci
AL-Qur’an mengajarkan untuk tidak makan secara berlebihan, dan berhenti
makan sebelum merasa kenyang. Ini adalah ajaran yang benar, karena segala jenis
makanan jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan ganguan penyakit, seperti obesitas,
meningkatnya kolesterol darah, hipertensi, hingga hipervitaminosis. Karenanya, makan dengan pola menu seimbang
dengan porsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.
Sama halnya dengan santan, santan identik dengan
bahan makanan buruk karena kandungan lemak dan kolesterol yang tinggi.
Faktanya, santan memang tingi lemak, namun tidak mengandung kolesterol. Santan
juga tidak mengandung lemak trans yang berbahaya untuk kesehatan. Kelebihan
santan justru mengandng nutrisi lain selain lemak, yaitu mengandung protein,
zat besi, kaldium, vitamin C,dan serat. Kandungan gizi ini tidak terkandung di
dalam minyak murni.
Jika dikonsumsi dengan wajar, santan justru
menyehatkan. Di dalam santan juga mengandung asam laurat yang dikenal sebagai
zat anti bakteri, anti jamur, dan anti virus sehinga dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Santan juga kaya vitamin E yang bermanfaat untuk kesehatan
kulit dan rambut. Kandungan vitamin C di dalam santan juga cukup tinggi,
vitamin ini terbukti ampuh sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan tubuh.
Jangan
Dimasak Berulang-Ulang
Menurut
ahli gizi dr. Luciana Margaretha SpGK. Banyak makanan lezat tercipta dengan
memasukan unsur santan. Cita rasa gurih dan lezat akan muncul dengan adannya
santan sehingga dapat meningkatkan napsu makan. Tekstur yang creamy juga
menggugah selera. Santan akan menjadi kurang baik jika dimasak berulang-ulang.
Santan yang dimasak berulang-ulang akan menimbulkan lapisan lemak. Lapisan
lemak inilah yang akan memicu kadar kolesterol dalam tubuh.
Luciana juga
memaparkan jika santan kelapa sebetulnya mengandung asam lemak dan trigliserid
yang mudah dibakar tubuh. Santan menjadi buruk jika salah di dalam mengolahnya.
Seperti memasak santan dengan bahan pangan lain yang tinggi kolesterol, seperti
jerohan atau daging yang berlemak. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak
berlebihan, serta memasak dengan bahan pangan yang sehat, santan termasuk bahan
pangan yang cukup baik untuk kesehatn tubuh. Karena lemak merupakan nutrisi
esensial yang dapat mensuplai energi bagi tubuh. Lemak juga menjadi pelumas
bagi organ tubuh serta membantu tubuh menyerap nutrisi seperti vitamin A, D, E,
dan K lebih optimal. Intinya jangan berlebihan dalam mengonsumsi santan.
Memasak Menggunakan Santan
Sifat santan
akan menjadi lemak jika dipanaskan terus menerus atau dimasak berulang-ulang.
Kondisi ini yang akan menyebabkan santan menjadi makanan yang tinggi lemak dan
kolesterol. Santan sebaiknya dipanaskan seperlunya, jangan sampai timbul
lapisan lemak. Memasak menggunakan santan juga tidak perlu ditambah lagi dengan
minyak karena santan sudah cukup banyak mengandung lemak.
Memilih bahan
pangan juga harus cermat jika mengolah bahan makanan dengan santan. Jika Anda
akan mengolah santan dengan daging, pilih bagian daging yang sedikit mengandung
lemak. Tempe, tahu, sayuran, dan ikan adalah bahan pangan yang sehat jika
dimasak bersama santan. Hidangan yang mengandung santan juga biasanya mudah
cepat rusak jika didiamkan terlalu lama. Karenanya, olah masakan bersantan
secukupnya, dan sebaiknya segera dimakan dan habis dalam sekali sajian. Menghangatkan
makanan bersantan juga tidak disarankan karena dapat memicu tingginya kandungan
lemak dan merubah lemak santan menjadi kolesterol yang jahat bagi kesehatan
tubuh.
Mengonsumsi
santan mentah yang diproses dengan air matang, seperti untuk campuran es atau
minuman lebih sehat dibandingkan mengonsumsi santan yang telah dimasak dalam
waktu lama. Menggunakan santan juga sebaiknya pilih jenis santan encer bukan
santan kental. Santan encer mengandung lemak yang lebih rendah. Jika mengunakan
santan kemasan, encerkan terlebih dahulu dengan air. Jangan membiasakan
menggunakan santan kemasan langsung dengan masakan tanpa diencerkan terlebih
dahulu karena santan kemasan sangat kental dan pekat. Teks/foto: Budi Sutomo.
Kandungan Gizi
Santan
Zat Gizi |
Jumlah |
Kalori |
553 kkal |
Lemak |
57 g |
Trans fat |
0 |
Kolesterol |
0 |
Karbohidrat |
13 g |
Serat |
5 g |
Gula |
5 g |
Protein |
5 g |
Vitamin C |
11 % (% dailly value) |
Kalsium |
4 % (% dailly value) |
Zat Besi |
22 % (% dailly value) |