Bandung memang kaya akan kuliner. Beragam makanan dan minuman lezat dijajakan di Kota Kembang ini. Bagi Anda yang ingin menikmati hawa sejuk pegunungan sembari menyantap kuliner khas pasundan, Kampung Daun bisa dijadikan pilihan.
Letak kota Bandung yang hanya dua jam dari Jakarta seringkali menjadi pilihan menghabiskan waktu libur akhir pekan warga Jakarta. Tidak berlebihan karena Bandung memang masih memiliki udara yang bersih dengan hawa sejuk. Pemandangan yang langka bagi warga Jakarta dan membuat suasana menjadi berbeda dibandingkan dengan Ibu Kota yang macet panas dan semrawut. Stres dan kesibukan saat hari kerja terasa hilang dan fresh di saat berlibur di Bandung.
Suasana Pedesaan Alami
Menikmati kuliner lezat di restoran sudah biasa, namun terasa berbeda jika menyantap hidangan tradisional di sebuah kampung yang diapit oleh tebing, sungai dan gunung. Konsep inilah yang ditawarkan oleh Kampung Daun, memadukan kultur, gallery dalam sebuah cafe dan restoran. Begitu memasuki lokasi Kampung Daun, suasana alami khas pedesaan begitu terasa. Di kejauhan terlihat gunung Burangrang menjulang tinggi. Sungai dan riam air terjun kecil mengalirkan air yang jernih membelah Kampung Daun. Konsep taman dibuat sealami mungkin dengan mempertahankan tanaman hutan khas pegunungan seperti pakis, kadaka dan beragam jenis keladi. Di sela-sela hijaunya daun terlihat aneka bunga warna-warni semakin membuat suasana Kampung Daun elok dipandang.
Tepatnya, lokasi kampung dauna berada di Jl. Sersan Bajuri Km 4.7, Triniti Villas, Bandung - Jawa Barat. Untuk menuju Kampung Daun, lokasinya sangat mudah diijangkau, sekitar 20 menit dari pusat kota Bandung. Di area Kampung Daun jalanan berupa batu alami yang disusun rapi dan terlihat menyatu dengan alam sekitar. Sebagai tempat makan berupa saung beratap ijuk tersebar di sepanjang jalan. Saung berbahan kayu ini sengaja dibiarkan terbuka sehingga tamu yang duduk dan makan di dalam saung dapat merasakan hembusan hawa sejuk pegunungan sembari memandang indahnya alam sekitar.
Bagi yang datang dengan rombongan kecil, Anda cukup menyewa saung yang dapat menampung 6 orang, sedangkan untuk rombongan besar dapat menyewa ruang khusus yang lebih besar. Sebelum memesan hidangan, ada baiknya Anda berkeliling Kampung Daun. Beragam souvenir khas kota Bandung seperti angklung, wayang golek dan aneka kerajinan tangan dapat dibeli di gerai aneka oleh-oleh. Menyusuri jembatan dari kayu yang melintas di atas sungai kecil atau berkeliling jalan setapak mengitari kampunga dijamin acara makan menjadi kian lahap. Sekedar menikmati percikan air terjun dan bermain beningnya air sungai yang jernih terasa segar dan mengurai penat selama perjalanan dari Jakarta. Dengan konsep taman alami, di Kampung Daun terdapat banyak pohon besar yang dibiarkan tumbuh dan menjadi habitat satwa liar seperti burung, tupai dan kupu-kupu.
Menu Istimewa Kampung Daun
Pengunjung Kampung Daun memang dimanjakan oleh suasana
kampung yang ditawarkan. Tentu Anda juga tidak boleh melewatkan untuk menyantap
kuliner khas Pasundan. Meskipun ada menu Eropa, saya sengaja memesan hidangan
khas Sunda karena sangat cocok dengan susasana. Hidangan Sunda terkenal kaya rasa, seperti pedas, gurih dan segar
karena banyak lalapan. Aroma sambal terasi dan ikan bakar pasundan menyeruak
hidung dan selalu ngangeni untuk
disantap. Sayapun semakin tak sabar untuk segera memesan hidangan. Sebagian
besar menu yang diitawarkan memang menu khas Sunda, seperti Nasi Timbel, Nasi
Pepes, Sambal Pete, Nasi Liwet Parahyangan, Ayam Goreng, Pepes Jamur, Tumis
Genjer, dan Sayur Asem. Semua hidangan ini terasa sangat lezat karena
menggunakan bahan dan bumbu yang segar. Puas menikmati hidangan, giliran minuman Bajigur
dan Colenak. Aroma jahe wedang bajigur serta colenak yang legit dan masih panas
menjadi hidangan penutup untuk menghangatkan suasana yang semakin dingin.
Puas menyantap hidangan, tak terasa hari sudah beranjak malam. Kampung daun terlihat semakin romantis. Saung dan jalan-jalan diterangi oleh lampu obor dengan nyala temeram. Bunyi serangga malam menambah kental suasana kampung dan mengiringi langkah kami pulang. Sungguh makan malam yang sangat berkesan dan susah untuk dilupakan.Teks/foto: Budi Sutomo.