TIP MENGATASI ANAK BALITA SUSAH MAKAN / MENU MPASI / TAHAPAN MPASI / MAKANAN BAYI PENDAMPING ASI / MENU SEHAT ANAK / MENU PRAKTIS UNTUK ANAK / RESEP MAKANAN BALITA
Makan Yuk Nak...
Kiat Jitu Mengatasi Balita Sush Makan
Menginjak usia satu tahun ke atas, perkembangan bayi semakin pesat. Kemampuan eksplorasi, bermain serta bergerak semakin banyak. Anak seringkali lebih tertarik dengan mainan daripada makanan. Yuk kita simak kiat mengatasi balita yang susah makan.
Banyak penyebab balita susah makan, bisa karena lebih asik bermain, terganggu kesehatannya atau makanan yang disajikan kurang menarik. Kenali secara tepat apa penyebab balita susah makan. Jika karena gangguan kesehatan, segera bawa ke dokter untuk mengobati penyakitnya secara tepat. Sedangkan menurunnya nafsu makan karena bayi lebih tertarik mainan. Ada kiat yang bisa membuat balita tertarik kepada makanan dan lahap menyantapnya.
Tahapan MPASI
Menurut Prof Dr Rulina Suradi SpA(K), tidak ada nutrisi terbaik untuk bayi selain Air Susu Ibu (ASI). Namun seiring bertambahnya usia bayi usia di atas 6 bulan, kebutuhan gizinya semakin besar. Diperlukan makanan yang semakin banyak sesuai kebutuhan gizi yang terus berkembang. Selanjutnya bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI) hingga anak mencapai usia balita dan beralih ke makanan dewasa.
Usia balita merupakan masa peralihan makanan dari makanan
pendamping ASI ke makanan orang dewasa. Namun, pemberiannya juga masih bertahap
disesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaan anak dan kebutuhan gizinya. Di
usia ini, saatnya Anda memperkenalkan ragam makanan. Namun, ingat pilih yang
sehat dan alami karena akan menentukan pola makan anak selanjutnya.
Berbeda dengan batita, anak prasekolah adalah konsumen aktif sehingga dia sudah bisa menentukan makanannya sendiri. Aktivitasnya juga lebih tinggi sehingga kebutuhan energinya lebih banyak daripada batita. Oleh karena itu, porsi makan diperbesar daripada batita dengan frekuensi diturunkan menjadi 5—6 kali sehari, terdiri atas 3 kali makan pagi, siang, dan sore dan 2 kali makan selingan. Susu 2 kali sehari (pagi dan malam hari) atau dicampurkan pada makanan.
Makanan bergizi merupakan salah satu faktor penentu tercapainya pertumbuhan dan perkembangan optimal di masa balita. Apalagi, pada masa ini perkembangan otak masih berlangsung. Namun, sering orang tua mengalami kesulitan memberikan makan pada anak. Berikut ini tip dan trik mengatasi masalah-masalah makan agar si buah hati tumbuh sehat, cerdas, dan kreatif.
Masalah ini paling sering dikeluhkan orang tua. Hal ini patut segera diatasi. Susah makan dalam waktu berkepanjangan bisa menyebabkan kurang gizi, pertumbuhan terganggu, serta gangguan perkembangan dan kecerdasan. Berbahaya, bukan? Coba ikuti tip dan trik berikut ini untuk mengatasi si kecil yang susah makan.
1. Berikan balita makanan sesuai
dengan tahap makanannya. Pada usia ini, balita mulai diberi makanan keluarga
dan tinggalkan makanan bayinya.
2. Berikan makan secara sedikit demi
sedikit, tetapi sering. Jangan paksakan anak karena pencernaan balita belum
sempurna dan bisa membuat anak tidak menyukai makanan itu seumur hidupnya.
3. Balita memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Untuk menarik minat makannya, libatkan dia untuk menyiapkan
makanannya sendiri, sekaligus mengenalkan makanan yang dimakannya.
4. Variasikan jenis makanan yang
diberikan. Hindari memberikan makanan yang itu-itu saja. Makanan baru bisa
membuat anak lebih bersemangat makan.
5. Sajikan makanan semenarik
mungkin. Tidak hanya bentuk, tapi juga tekstur, rasa, dan warna.
6. Gunakan piranti saji dengan
bentuk dan warna yang menarik. Pilih piranti berlabel food grade sehingga aman
dan tidak mencemari makanan bayi.
7. Ajaklah anak makan dengan
pendekatan yang baik, tanpa memaksa. Gunakan nada suara lembut dan bisa
jelaskan arti pentingnya makan buatnya.
8. Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan, bisa dengan mendongeng, mendengarkan musik, atau mengajak makan
bersama dengan teman-temannya.
9. Kontrol pemberian kudapan dan
susu di antara jam makan. Jika berlebihan bisa membuat anak masih kenyang saat
memasuki jam makan.
10. Hindari kudapan yang rasa manis dan asinnya berlebihan karena membuat anak
banyak minum sehingga anak sudah kenyang sebelum mengonsumsi makanan utamanya.
11.Hindari pemberian air putih yang berlebihan. Air putih baik untuk memenuhi
cairan dalam tubuh, tetapi tidak mengandung nilai gizi. Jangan sampai air putih
menggantikan susu yang kaya gizi.
12. Beri kesempatan pada anak untuk memilih menu yang disukai. Gantilah jika
anak bilang tidak menyukai makanan itu dan tanyakan jenis makanan apa yang
diinginkan.
13. Selalu gunakan pendekatan yang lembut, tanpa ancaman dan hukuman. Hal ini
bisa membuat anak protes, misalnya dengan melakukan aksi mogok makan.
Balita Susah Makan Sayuran
Sayuran banyak menjadi momok anak-anak sehingga
sering terbawa sampai dewasa. Padahal, sayuran adalah sumber mineral dan
vitamin yang menunjang pertumbuhan. Di dalamnya juga terdapat serat makanan
yang baik untuk memperlancar pencernaan dan mencegah kegemukan anak. Untuk
menghindari dan mengatasi kesulitan makan sayuran, ikuti tip-tip praktis
berikut ini.
1. Terapkan tahapan makanan yang
benar sejak bayi. Mulai usia 6 bulan, bayi sudah diberi bubur lembut. Di
tahapan inilah, orang tua bisa memperkenalkan aneka sayuran, mulai dari yang
seratnya rendah, seperti wortel, brokoli, kacang polong, bayam, jagung manis,
dan labu kuning. Dengan demikian, memori anak akan mengingat rasa sayuran
seiring dengan pertambahan usianya.
2. Jika anak sudah terlanjur tidak
suka sayur, kreatiflah memvariasikan hidangan yang berbahan sayuran. Tidak
harus anak makan sayuran dalam bentuk tunggal, bisa juga sayuran dimasak
bersama dengan bahan makanan yang digemari anak, misalnya dengan dibuat cap
cay, cake, cookies, dicampur puding, nugget atau rolade sayuran.
3. Percantik dan variasikan tampilan
sayuran. Dengan demikian, menggugah anak untuk mencoba makanan yang menarik
perhatiannya. Sertai dengan bercerita atau keterangan mengenai pentingnya
mengonsumi sayuran. Gunakan bahasa yang lembut.
Susu merupakan penyempurna kebutuhan nutrisi
balita yang sangat penting. Baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
balita. Minuman ini merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral yang tidak
boleh ditinggalkan dalam menu keseharian balita. Namun, banyak orang tua yang
mengeluh karena balitanya menolak diberi susu.
Susu formula balita berbeda dengan susu bayi. Susu balita lebih banyak mengandung protein dan kalori, ini mengingat kebutuhan balita semakin besar. Berikan susu formula untuk balita sesuai dengan anjuran usianya.
Bagaimana tip mengatasinya? Ikuti tip dan triknya ini.
1. Jangan hanya berikan susu yang
berwarna putih. Apalagi saat ini rasa dan tampilan susu beranega ragam, seperti
rasa cokelat, stoberi, melon, atau jeruk
sehingga balita punya pilihan untuk memilih rasa susu kegemarannya.
2. Kreatiflah untuk mengolah susu
menjadi makanan dalam bentuk lain sehingga si kecil seolah tidak dipaksa untuk
meminumnya. Susu bisa dimasukkan ke dalam olahan makanan lain, seperti dibuat
sup krim, macaroni schotel, jadi bahan campuran cake, crepe, kue, atau dibuat
puding.
3. Susu bisa diberikan dalam bentuk
cair atau bubuk. Untuk mendapatkan satu gelas susu (200 ml) diperlukan 25 g
susu bubuk atau setara dengan 3 sendok makan susu bubuk.
4. Porsi susu balita adalah 200 ml dan diminum dua kali sehari. Teks/Foto: Budi Sutomo.