PANDUAN DIET PENYAKIT HIPERTENSI DARAH TINGGI MENURUT DOKTER AHLI GIZI KLINIS

 Diet Tepat Penyakit Hipertensi

Pakar Gizi, Dr Victor Tambunan MS. Sp GK mengungkapkan bahwa beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tak sehat. Seperti pola makan yang salah, kurang olah raga, stres, minum-minuman beralkohol, merokok dan kurang istirahat. Lantas diet apa yang tepat untuk membantu mengontrol hipertensi?

Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup serba cepat berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam. Pola makan kurang sehat pemicu penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus dan obesitas.

Perlu diketahui bahwa saat ini hipertensi menjadi the silent disease masyarakat modern. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, menunjukan prevalensi hipertensi cukup tinggi, yaitu 83 orang per 1.000 anggota keluarga. Padahal dengan gaya hidup teratur, Anda bisa terhindar dari penyakit ini.

Jika Anda sering merasa pusing, sakit kepala, dan tengkuk pegal, segera periksa tekanan darah. Jika tekanan sistolik/diastoliknya melebihi 130/80 mm Hg, kemungkinan Anda mengalami hipertensi. Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi yang lebih serius, seperti gagal ginjal, serangan jantung atau stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.

Menurut Dr Victor Tambunan MS. Sp GK, ahli gizi FKUI, pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.Dokter Victor juga menjelaskan bahwa natrium sebenarnya mineral esensial yang berguna bagi tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengatur kontraksi dan relaksasi otot sehingga tetap diperlukan, namun asupannya harus dibatasi sesuai keperluan tubuh.

Permasalahanya jika natrium dikonsumsi berlebihan. Ginjal yang berfungsi mengatur kebutuhan natrium di dalam tubuh tidak bisa membuang kelebihan natrium, akibatnya menumpuk di dalam darah. Karena natrium menarik dan menahan air, volume darah meningkat, jantung memompa darah lebih keras sehingga tekanan dalam arteri meningkat. Kondisi inilah yang menjadikan hipertensi.



Diet Rendah Garam

Konsumsi garam berlebihan menyebabkan kadar garam di dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi ini menyebabkan keseimbangan cairan tubuh terganggu. Akibatnya terjadi retensi garam dan air dalam jaringan tubuh (endema) dan meningkatkan tekanan darah (hipertensi). Untuk menghilangkan kondisi ini, dibutuhkan diet rendah garam. Ada dua tujuan yang hendak dicapai dalam diet ini. Pertama, menyeimbangkan cairan tubuh sehingga jumlah garam yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah garam yang dikonsumsi. Kedua, menurunkan tekanan darah.

Garam yang dimaksud dalam diet rendah garam adalah garam natrium. Garam ini terdapat dalam garam yang biasa digunakan untuk memasak sehari-hari. Selain garam dapur (NaCl), beberapa bahan makanan lain juga memiliki kandungan natrium cukup tinggi (lihat tabel). Sumber natrium ini juga perlu dibatasi penggunaannya, yaitu soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamat). 

Ketidaktahuan sumber natrium lain seringkali menyebabkan penggunaan garam di dalam pengolahan makanan sehari-hari cukup tinggi. Inilah yang menyebabkan asupan natrium harian umumnya lebih tinggi. Padahal tubuh hanya membutuhkan garam natrium minimum 500 mg per hari. Jumlah kebutuhan natrium harian sebenarnya tidak ada angka pasti. Namun WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari atau setara dengan  2400 mg natrium. Konsumsi garam di Indonesia tergolong tinggi, berkisar 30-40 gram perhari. Angka ini setara dengan 12-16 gram natrium (1 gram garam dapur = 400 mg Na).

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam diet rendah garam, yaitu:

  • Kecukupan energi, protein, mineral, dan vitamin.
  • Kesesuaian bentuk makanan dengan kondisi penyakit.
  • Kesesuaian jumlah natrium dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.

Selain ketiga syarat tersebut, satu hal terpenting untuk menunjang keberhasilan diet rendah garam adalah kesadaran dan disiplin penderita.

Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan keadaan penyakit. Pola ini disarankan oleh Departemen Kesehatan.

  • Diet rendah garam tingkat tinggi (200-400 mg Na). Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali tidak ditambahkan pada pengolahan makanan. Bahan makanan yang mengandung kadar natrium tinggi dihindari.
  • Diet rendah garam tingkat II (600-800 mg Na). Penderita hipertensi yang tidak terlalu berat masih diperbolehkan menambahkan garam dapur dalam pengolahan makanan. Penambahan garam hanya setengah sendok teh atau 2 mg. Bahan makanan berkadar natrium tinggi tetap harus dihindari.
  • Diet rendah garam tingkat III (1000-1200 mg Na). Diet ini ditujukan untuk penderita hipertensi ringan. Satu sendok teh atau 4 gram garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan makanan. 

Pada awalnya, pengurangan atau penghilangan garam membuat rasa makanan tidak enak dan hambar. Tetapi dengan pembiasaan, ambang batas asin pada lidah akan berubah dalam 2 bulan. Kurang atau tanpa garam, makanan tetap terasa nikmat.

Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan 

Bahan makanan

Dianjurkan

Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat

Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, hungkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur atau soda.

Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan penambahan garam dapur, baking powder atau soda kue seperti roti, biskuit, mi, bihun, makaroni, kue kering.

Sumber protein hewani

Daging dan ikan maksimal 100 gram sehari, telur maksimal 1 butir sehari, susu maksimal 200 gram sehari

Otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, sosis, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang.

Sumber protein nabati

Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.

Keju kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium.

Sayuran

Semua sayuran segar; sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur dan natrium benzoat

Sayuran yang dimasak dan diawetkan dnegan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan dan acar.

Buah-buahan

Semua buah-buahan segar; buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.

Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.

Lemak

Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam

Margarin dan mentega biasa

Minuman

Teh, kopi        

Minuman ringan, cokelat, cafein, alkohol

Bumbu-bumbu

Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan sumber natrium lain

Garam dapur untuk diet Garam Rendah I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti: kecap, terasi, maggi, saus tomat, petis, dan tauco.

Sumber: Penuntun Diet, Instalasi Gizi perjan RS Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Diet Dash Natrium

Penderita hipertensi di negara-negara maju awalnya diperkenalkan dengan diet DASH, Dietary Approaches to Stop Hypertension. Inti dari diet ini adalah memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak untuk menurunkan tekanan darah. Makanan yang dikonsumsi pun lebih kaya kaya serat dan mineral yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah (kalium, magnesium, dan kalsium). Kalium bekerja mengatur keseimbangan jumlah natrium dalam sel. Kalsium dan magnesium bermanfaat secara tidak langsung untuk membantu mengendalikan hipertensi

Diet DASH kemudian dikombinasikan dengan pengurangan konsumsi natrium agar penurunan tekanan darah lebih optimal. Hasil penelitian DASH-Natrium oleh National Heart, Lung and Blood Institute pada 2001 mampu memperkuat tujuan tersebut. Dengan membatasi konsumsi natrium dan memperbanyak makanan sehat, hipertensi bisa dikendalikan dan kenaikan tekanan darah dapat dicegah. Penderita hipertensi yang membatasi asupan natrium sebanyak 1.500 mg per hari diikuti dengan memperbanyak konsumsi makanan sehat selama 30 hari mampu menurunkan angka sistolik rata-rata 7,1 mmHg.

Pembatasan asupan natrium 1.500 mg per hari diakui para peneliti cukup sulit diterapkan mengingat banyak sekali bahan makanan yang kadar natriumnya cukup tinggi. Apalagi bagi masyarakat Indonesia yang cenderung memiliki pola makan sarat bumbu dan tinggi natrium. Angka tersebut sebenarnya jauh lebih tinggi dari kebutuhan natrium harian (500 mg) tetapi lebih rendah dari yang disarankan WHO (2.400 mg). Diet DASH-Natrium bisa dijadikan jalan tengah sehingga penderita hipertensi masih bisa menikmati makanan sehat dengan rasa yang nikmat (tidak hambar).

Diet DASH-Natrium lebih mudah dilakukan dengan mengikuti prinsip berikut:

  1. Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan dan produk olahannya: 7-8 sajian. Bahan makanan yang termasuk golongan ini roti, sereal, nasi, pasta, makaroni, mi, oat, tepung jagung, tepung terigu, singkong, ubi. Pilihlah bahan makanan segar yang lebih kaya serat, karbohidrat, rendah lemak dan zat-zat gizi lain dibandingkan produk olahannya.
  2. Buah-buahan dan sayuran: 8-10 sajian. Selain kaya serat dan mineral penting, kelompok makanan ini mengandung fitokimia yang bermanfaat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan kanker. Langkah ini lebih mudah dilakukan karena tidak perlu membatasi jumlah yang dikonsumsi.
  3. Susu dan produk susu. 2-3 sajian. Selain sumber kalsium dan vitamin D yang baik, susu dan produk susu kaya protein. Pilihlah susu dan produk olahannya yang rendah lemak seperti susu skim, susu kedelai atau yoghurt.
  4. Daging sapi, ayam, dan ikan: 2 sajian atau kurang (170 gram atau kurang per hari). Sumber protein hewani ini vitamin B, magnesium, zat besi, dan seng. Diantara ketiga makanan ini, ikan merupakan pilihan paling sehat. Kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan mampu mengurangi risiko timbulnya ritme jantung yang abnormal yang memicu kematian mendadak.
  5. Sayur kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian: 4-5 sajian per minggu. Kelompok makanan ini mengandung magnesium, kalium, fitokimia, dan serat. Sumber protein nabati juga rendah lemak dan tidak mengandung kolesterol, seperti kacang merah, kacang tanah, buncis, kedelai. Sebagian besar lemak dalam kacang-kacang dan biji-bijian menyehatkan karena merupakan lemak tak jenuh tunggal. Teks/foto: Budi Sutomo.

BELANJA COD ALAT MASAK DAN DEKORASI KUE

BELANJA GROSIR COD ALAT MASAK & DEKORASI KUE

RESEP FAVORIT

RESEP FAVORIT
Tom Yum Soup Thailand

Ayam Goreng Lengkuas

Puding Brownies Lumer

Cheesecake Mangga

Roti Goreng Praktis

ARTIKEL POPULER

MENGENAL ANEKA FUNGSI DAN PERBEDAAN BAHAN PENGEMBANG KUE DAN ROTI - OVALET - BAKING POWDER - SP - VX - BREAD IMPROVER - CREAM OF TAR-TAR - RAGI - BAKING SODA DLL

EUPHORBIA, Bunga Cantik Pembawa Hoki

Perbedaan Bumbu Daun Salam dan Bay Leaf

Mengenal Bumbu Dapur - Kas-Kas