CARA BIJAK MEMILIH LEMAK YANG SEHAT BAGI TUBUH - PERBEDAAN MINYAK, MARGARIN DAN MENTEGA - BAHAYANYA LEMAK TRANS
Cara Bijak Memilih Lemak
Bagi sebagian orang, mendengar kata lemak bisa membuat paranoid. Image lemak memang identik dengan obesitas, serangan jantung koroner dan stroke. Padahal lemak juga diperlukan tubuh sebagai sumber kalori, melindungi organ tubuh dan pelarut vitamin. Lantas seperti apa cara bijak mengonsumsi lemak? Teks/foto: Budi Sutomo.
Mengonsumsi lemak berlebihan memang membahayakan tubuh. Seperti yang diungkapkan oleh pakar gizi dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK. Menurut dr. Luciana, tingginya konsumsi lemak, terutama golongan lemak jenuh akan meningkatkan kadar trigliserida atau kolesterol darah yang bisa menimbulkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, penyakit strok, serangan jantung koroner, hipertensi dan obesitas bisa menyerang tubuh. Namun perlu diingat, lemak juga berperan penting bagi kesehatan tubuh. Seperti menyediakan energi yang relatif lebih besar dibandingkan karbohidrat dan protein, selain itu, lemak juga berfungsi sebagai pengangkut vitamin. Lemak memang harus diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti.
Lezat
Namun Jahat
Sifat lemak adalah
meningkatkan cita rasa gurih, lembut, harum dan lezat pada masakan. Makanan
yang diolah dengan digoreng, ditumis maupun dipanggang dengan lemak yang banyak
akan meningkatkan rasa menjadi lebih lezat. Godaan lezat makanan berlemak ini yang
seringkali membuat orang gagal dalam menjalani diet rendah kalori.
Sebenarnya tidak perlu
kita antipati dengan lemak, karena tidak sepenuhnya lemak itu jahat. Jika
dikonsumsi dengan benar sesuai kebutuhan tubuh, lemak memberi banyak manfaat.
Lemak memberikan energi bagi tubuh. Setiap 1 gram lemak mengandung 9 kalori,
sedangkan protein dan karbohidrat hanya mengandung 4 kalori. Lemak juga
melindungi tubuh dari perubahan suhu, melindungi organ-organ vital serta bermanfaat sebagai pengatur fisiologi
tubuh dan membentuk membran sel. Dengan adanya lemak, tubuh juga lebiah mudah
menyerap viaminA, D, E dan K, karena golongan vitamin ini larut dalam lemak.
Bagi Anda yang
menjalani diet rendah kalori, asupan lemak berlebihan tentu harus dihindari.
Batasi asupan lemak menjadi 20-35 % dari total kalori dalam sehari. Gunakan
metode memasak dengan cara dikukus maupun direbus. Metode merebus dan mengkukus
dapat membuang sebagian lemak di dalam makanan. Masakan yang diolah dengan
dikukus atau direbus memiliki tekstur yang lembut sehingga mudah dicerna tubuh.
Kelebihan lain adalah tidak menjadi gosong, masakan yang digoreng atau dibakar
akan berubah menjadi kuning kecoklatan. Masakan yang diolah terlalu cokelat
(gosong) akan merusak kandungan gizi dan menimbulkan senyawa karsinogen
penyebab kanker.
Lemak
Jahat atau Lemak Baik?
Seringkali kita
mendengar istilah lemak jahat dan lemak baik. Atau lemak jenuh dan lemak tidak
jenuh. Lemak jenuh (saturated fat) dan
lemak tak jenuh (unsaturated fat) dua-duanya ada di dalam bahan makanan, baik
lemak nabati maupun hewani. Yang membedakan adalah jumlahnya, banyak atau
sedikit. Seperti minyak kelapa sawit dan
lemak hewan banyak mengandung lemak jenuh, sedangkan minyak kacang seperti soybean
oil, kanola oil, corn oil, dan sunflower oil banyak mengandung lemak tidak
jenuh. Lemak jenuh terdiri dari molekul lemak yang hampir semua atom C (karbon) mengikat atom H
(hidrogen), pada lemak tak jenuh tidak semua atom C dari molekul lemaknya
mengikat atom H.
Lantas mengapa
jenis lemak jenuh atau tidak jenuh seringkali dipersoalkan? Padahal kedua jenis
lemak ini sama-sama dibutuhkan tubuh. Golongan lemak jenuh dianggap sebagai
biangnya penyempitan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner. Padahal jika
dikonsumsi sesuai kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan, lemak ini dapat
memberikan rasa kenyang. Pola mengkonsumsi lemak yang baik adalah harus
berimbang, baik jenis lemak jenuh tunggal (monosaturated
fatty acid/MUFA), lemak jenuh jamak (polyunsaturated
fatty acid/PUFA) dan lemak jenuh (saturated
fatty acid/SFA). Perbandingan asupan idealnya adalah 1:1:1 antara ketiganya.
Hitungan matematikanya memang rumit, untuk memudahkan, Anda bisa mencukupi
ketiga kebutuhan lemak ini secara berimbang dengan mengkonsumsi makanan yang
beragam. Perlu diingat, meskipun golongan lemak tidak jenuh, jika dikonsumsi
berlebihan, akibatnya akan sama dengan mengkonsumsi lemak jenuh. Ini disebabkan
karena di dalam tubuh, asupan lemak yang berlebihan akan disimpan dalam tubuh
dalam bentuk lemak penyebab obesitas, jantung koroner dan stroke.
Beberapa tahun
terahir, di pasaran dijual satu lagi jenis lemak yang disinyalir lebih
berbahaya dibandingkan lemak jenuh, yaitu lemak trans. Lemak trans adalah lemak
hewani maupun nabati yang diproses dengaan metode hidrogenasi. Proses hidrogenasi
adalah penambahan atom H pada molekul lemak. Proses ini akan meningkatkan
stabilitas oksidasi. Tujuannya agar lemak tidak mudah mengalami proses oksidasi
yang menyebabkan bau tengik. Lemak trans juga dapat membuat makanan lebih
renyah karena tahan suhu tinggi, lebih gurih, lembut dan mudah meleleh atau
lumer. Produk ini biasanya dikenal dengan istilah pastry shortening, margarin (dari bahan nabati) dan mentega (dari bahan hewani). Namun Andapun tidak lantas
menjauhi produk ini, karena beberapa produk margarin dibuat dengan metode emulsi serta hasil blending
sehingga tidak memuncuylkan lemak trans.
Lemak trans lebih
berbahaya dibandingkan lemak jenuh. Lemak ini dapat meningkatkan kolesterol
darah secara progresif, merangsang tubuh untuk menghasilkan Kolesterol LDL (Low
Density Lipoprotein) lebih banyak dibandingkan kolesterol HDL (High density
Lipoprotein). LDL ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung dan penyempitan
pembuluh darah. Mengingat bahayanya emak trans, mulai Januari 2006, lembaga FDA
(Food and Drug Administration) Amerika, telah mewajibkan produsen makanan untuk
mencantumkan kandungan lemak trans di dalam label kemasan. teks/foto: Budi Sutomo.